MILAN - Jika bicara soal kesetiaan dan loyalitasnya kepada Inter Milan, patutlah kita merujuk pada Giuseppe Bergomi. Putra asli Milan ini hanya memperkuat satu klub selama karir sepakbolanya, yakni Inter Milan. Giuseppe Bergomi pertama kali memperkuat Inter pada musim 1979/80, dan tak pernah sekalipun berpaling ke klub lain. Tak ayal, klub menganugerahinya dengan gelar tak resmi sebagai pemain paling setia di Inter. Selama 19 musim, tepatnya hingga musim 1998/99, Bergomi menghabiskan karir sepakbolanya di kota Milan bersama Inter Milan.
"Bergomi ibarat bapak bagi pemain-pemain lain. Selain itu, dia salah satu pemain yang paling dicintai oleh tifosi Inter. Berkat kesetiaannyalah pendukung setia Inter menaruh hormat kepadanya," ungkap Luigi Simoni, allenatore Inter pada musim 1997/99.
Bergomi dilahirkan pada 22 Desember 1963. Sejak kecil, dia sudah jadi pendukung setia Inter. Tak heran jika sejak kecil pula dia memasang cita-cita untuk membela panji Inter suatu saat kelak. Mimpi itu kemudian menjadi kenyataan. Saat umurnya menginjak 17 tahun, Bergomi dipercaya mengenakan seragam hitam-biru kebesaran Inter.
Pada musim pertamanya, 1979/80, dia masih menjadi pemain tim kedua. Baru pada musim berikutnya dia dipromosikan ke tim utama. Sejak musim 1981/82, posisi di tim inti Inter, sebagai palang pintu andalan, praktis tak pernah lepas dari tangan Bergomi. Kinerjanya sebagai seorang bek sangat sulit ditembus oleh striker lawan mana pun. Kedisplinnya dalam menempel ketat pergerakan striker merupakan ciri khasnya sebagai seorang bek.
Puncak kerirnya sebagai pemain terjadi pada musim 1988/89. Kala itu dia berhasil membawa Inter scudetto untuk yang ke-13 kalinya. Terakhir kali Inter melakukannya pada musim 1979/80. Penantian selama sembilan tahun sukses diakhiri dan Bergomi punya andil besar. Saat itu, duet Bergomi bersama Andreas Brehme, pemain Jerman, di barisan pertahanan Inter sangat sulit ditembus. Faktanya, gawang Walter Zenga cuma kebobolan 19 gol sepanjang musim. Jumlah yang paling sedikit dibanding klub mana pun.
cintai dan Dipuja Interisti
Kedisplinan menjadi ciri khas Bergomi saat bermain. Dia punya filosof, meski hanya sejengkal, daerah pertahanannya tak boleh diterobos pemain lawan. Itulah kenapa Bergomi dianggap sebagai generasi terakhir catenaccio sejati.
"Aku lahir sebagai bek. Wajar sajalah jika aku loyal pada posisiku. Soal kenapa aku betah di Inter, kota Milan adalah tempat kelahiranku. Darahku seakan mengalir bersama perjalanan Inter," tutur Bergomi saat diwawancarai Reuters pada 1998.
Kesetiaan yang tiada batasnya. Saat Bergomi memutuskan pensiun dari sepakbola pada tahun 1999, tifosi setia Inter hampir selama seminggu penuh mengunjungi rumahnya yang berada di sebelah selatan kota Milan. Selain itu, saat diadakan pertandingan perpisahan, seluruh penonton yang sebagian besar pendukung setia Inter melakukan standing ovation ketika Bergomi melambaikan tangan. Perpisahan tersebut dilakukan di giornata terakhir Serie A musim 1998/99, saat itu Inter menjamu Bologna pada 23 Mei 1999.
Bergomi yang pernah empat kali bermain di Piala Dunia (1982, 1986, 1990 dan 1998), telah menjadi bagian yang tak terpisahkan bagi Inter Milan. Sangatlah wajar pemain dengan penampilan terbanyak, dengan 756 kali, di Inter ini menjadi pujaan dan kesayangan tifosi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar